Selasa, 25 Mei 2010

shalat sebagai media penyembuhan penyakit

BAB I
PENDAHULUAN
Allah berfirman;
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang2 yang beriman.” (An-Nisa’: 103)
“perintahkan kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Thaha: 132)
“katakanlah kepada hamba2-Ku yang telah beriman, hendaklah mereka mendirikan shalat” (Ibrahim: 31)
“Peliharalah segala shalat(mu) dan peliharalah shalat wustha.” (Al-Baqarah: 238)
Latihan2 olah raga merupakan salah satu aktivitas yang dianjurakan oleh ilmu kesehatan. Membiasakan latihan2 seperti itu bisa membetuk kebugran tubuh yang mesti terpenuhi, demi terciptanya akal sehat. Aktivitas shalat 5 kali sehari merupakan media terbaik untuk merengkuh manfaat positif darinya. Karena waktu shalat adalah waktu yang paling tepat untuk melakukan latihan2 tersebut.
Pasalnya, waktu sebelum terbitnya matahari terdapat hawa yang menyegarkan dan karenanya dapat membangkitkan energi tubuh. Waktu Dzuhur di saat orang melepas lelah dari kesibukan adalah saat yang sangat tepat untuk memulihkan keseimbangan energi. Waktu ashar di saat aktivitas seseorang menjelang usai adalah masa yang sangat tepat untuk mengembalikan daya energi dalam tubuh. Waktu Maghrib adalah masa dimana seseoarang menyongsong aktivitas baru (memulai kegiatan baru). Sedangkan waktu Isya adalah waktu diman tubuh memerlukan energi baru, setelah seharian penuh beraktivitas yang sangat melelahkan. Kelima waktu itulah yang merupakan beberapa masa yang paling tepat bagi seseorang untuk mengganti energi dirinya yang sempat “hampir” hilang.
Bagi pakar muslim, gerakan2 shalat mulai dari berdiri, duduk, dan sujud yang dilakukan berulang-ulang dalam sehari adalah jalan terbaik untuk melancarkan sistem peredaran darah. Denagn lancarnya sistem peredaran darah, maka seluruh organ tubuh bertambah energik.
BAB II
PEMBAHASAN
SHALAT SEBAGAI MEDIA PENYEMBUHAN
1. PENGERTIAN
Selain melaksanakan perintah agama, mengobati kerinduan jiwa pada sang Pencipta, sholat juga punya efek yaitu menyehatkan tubuh. Seorang pakar ilmu pengobatan tradisional, Prof H Muhammad Hembing Wijayakusuma, telah melakukan penelitian yang mendalam tentang hal itu. Hasil penelitian itu disebarkannya kepada umat Islam, baik melalui media massa maupun buku yang berjudul “Hikmah Sholat untuk Pengobatan dan Kesehatan”. Bahkan, duduk Tasyahud diyakini bisa menyembuhkan penyakit tanpa operasi.
Apa hubungan sholat dengan kesehatan ? menurut Hembing, setiap gerakan-gerakan shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya pengaruh pada bagian-bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung, otak, lambung, rongga dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang bermanfaat untuk mengetahui tentang daya penyembuhan di balik pelaksanaan sholat sebagai aktivitas spiritual.
1. Berdiri tegak dalam sholat.
Gerakan-gerakan sholat bila dilakukan dengan benar, selain menjadi latihan yang menyehatkan juga mampu mencegah dan meyembuhkan berbagai macam penyakit. Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.
2. Rukuk.
Rukuk juga sangat baik untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang dan ruas tulang tungging. Dengan melakukan rukuk, kita telah menarik, menggerakan dan mengendurkan saraf-saraf yang berada di otak, punggung dan lain-lain. Bayangkan bila kita menjalankan sholat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam. Kalau rakaat kita rukuk satu kali, berarti kita melakukan gerakan ini sebanyak 17 kali.
3. Sujud.
Belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua kali hingga junlahnya sehari 34 kali. Bersujud dengan meletakan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot-otot itu akan menjadi besar dan kuat, tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat-urat getah bening terpijat dan terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja jantung dan menghindari mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.
4. Duduk tasyahud.
Duduk tasyahud akhir atau tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan dan kekuatan organ seks.
5. Salam.
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, menurut penelitian Hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat membantu menguatkan otot-otot leher dan kepala. Setiap mukmin pasti bisa merasakan itu, bila ia menjalankan sholat dengan benar. Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi harus diingat, sholat adalah ibadah agama bukan olahraga.


6. Tahajjud = Anti kanker.
Sebuah penelitian ilmiah yang lain membuktikan bahwa sholat tahajjud membebaskan seseorang dari pelbagai penyakit. Itu bukan ungkapan teoritis semata, melainkan sudah diuji dan dibuktikan melalui penelitian ilmiah. Penelitinya adalah dosen fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohammad Sholeh, dalam usahanya meraih gelar doktor. Sholeh melakukan penelitian terhadap siswa SMU Lukmanul Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya yang secara rutin menunaikkan sholat tahajjud.
Sholat tahajjud yang dilakukan di penghujung malam yang sunyi, kata sholeh, bisa mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri terbukti mampu meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup. Sebaliknya, bentuk-bentuk tekanan mental sepert stress maupun depresi membuat seseorang rentan terhadap berbagai macam penyakit, infeksi dan mempercepat perkembangan sel kanker serta meningkatkan metastatis (penyebarab sel kanker).
Tekanan mental itu sendiri terjadi akibat gangguan irama sirkadian (siklus gerak hidup manusia) yang ditandai dengan pengikatan hormon kortison. Perlu diketahui, hormon kortison ini biasa dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi seseorang apakah jiwanya tengah terserang stress, depressi atau tidak.
Untungnya, kata Sholeh, stress bisa dikelola, dan pengelolaan itu bisa dilakukan dengfan eduikatif, cara teknis relaksasi, atau perenungan / tafakur dan umpan balik hayati (bio feed back). Nah, sholat tahajjud mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga dapat digunakan sebagai pereda stress yang akan meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secar natural, jelas sholeh dalam disertainya yang berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjjud terhadap Pengingkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik”.
Pada saat yang sama, sholat tahajjjud pun bisa mendatangkan stress, terutam bila tidak dilaksanakan secara ikhlas dan kontinyu karena akan terjadi kegagalan dalan menjaga Homeostatis (daya adaptasi) terhadap perubahan pola irama pertumbuhan sel yang normal, tetapi jika dilaksanakan dengan iklas dan kontintyu akan sebaliknya. Kanker, seperti diketahui, adalah pertumbuhan sel yang tidak normal, kalau melaksanakan sholat tahajjud dengan ihklas dan kontinyu akan dapat merangsang pertumbuhan sel secara normal sehingga membebaskan pengamal sholat tahajjud dari berbagai penyakit dan kanker (tumor ganas), ungkap alumni pesantren lirboyo kediri Jatim ini.
Menurutnya, sholat tahajjud yang dijalankan dengan tepat, kontinyum khusuh, dan ikhlas dapat menimbulkan persepsi dan motivasi positif sehingga menimbulkan mekanisme pereda stress yang efektif.
2. PENDAPAT PARA AHLI
Para ahli lain juga berpendapat bahwa sholat itu salah satu tekhnik penyembuhan sakit mental, dan pendapat itu antara lain :
1. Shalat merupakan Terapi Mental Paling Ampuh
Saat seseorang mengerjakan shalat, terjadilah proses penentraman jiwa dan relaksasi tubuh dalam menghadap Sang Pencipta secara berulang-ulang. Shalat menjadi sebuah momen dimana seseorang dapat meredakan emosi dan melunakkan kegelisahan di antara rutinitas sehari-hari yang ia jalankan. Dari sini, akan terpancar ketentraman jiwa dan ketenangan fisik yang diperlihatkan oleh shalat.
2. Shalat adalah salah satu teknik terbaru dalam Terapi Perilaku yang dipraktikan oleh para psikiater
Psikiater yang menggunakan shalat sebagai media terapi, akan melatih dan membiasakan pasien untuk mengubah posisi saat maah. Misalnya, kalau pasien sedang marah sambil berdiri maka disarankan untuk duduk. Jika pasien duduk dalam keadaan marah, maka disarankan untuk berbaring terlentang lalu membuang ketegangan saraf sampai kemarahannya hilang. Dalam dunia kedokteran, hal ini disebut "pembentukan perilaku".
Dr. Thomas Heislub berkata, ”Bagi saya shalat merupakan salah satu unsur utama penyangga aktivitas tidur seseorang yang saya ketahui lewat pengalaman empiris dan penelitihan bertahun2. Saya katakan ini dalam kapasitas profesi saya sebagai dokter (dan sebagai tanggung jawab moral yang saya tekuni). Shalat dapat dijadikan sebagai media utama untuk menentramkan jiwa, dan juga menebarkan kenyamanan ke segenap jaringan urat syaraf yang saya ketahui hingga sekarang”.
Sementara itu, Dr. Edwin Frederick selaku dosen pada fakultas ilmu urat syaraf yang tinggal di AS pernah berkata, ”Ada ribuan dokter, namun tidak satupun diantaranya yang terkenal. Mayoritas mereka memiliki intelegensia rendah. Kendati demikian ada secercah harapan karena mereka dapat meyembukan penyakit2 dan menjaga kesehatan melalui sebuah mukjizat. Mukjizat yang bernama sahalat”.
Dr. Casius Carl, peraih gelar nobel dalam bidang kedokteran dan mereka ketua bidang penelitian di Yayasan Roskfler, AS, pernah berkata, ”Di sini setidaknya shalat membicarkan tentang cara kerja (aktivitas) organ tubuh manusi. Bahkan sejauh ini ia diyakini sebagai faktor kreativitas manusia. Saya dalam hal ini memandang dari sudut keilmuan yang saya geluti. Di kala para pasien telah gagal dalam terapi penyembuhannya dengan metode mengkonsumsi obat2an, maka seorang dokter menegadahkan tangannya dengan penuh khusyu dan harap dengan kepasrahannya. Konon ketika ia shalat, tiba2 saja penyakitnya sirna, lenyap.
Shalat bagai logam radium, yakni sebagai sumber penyinaran yang terus menerus menghasilkan aktivitas2 lain. Dampak posistif shalat juga terasa seperti yang kita rasakan bersama dalam persolan ”patologi”. Banyak kasus orang sakit yang terbebas dari berbagai macam penyakit seperti TBC, britonis, radang tulang, luka2 yang bernanah dan kanker.

3. CONTOH FAKTOR-FAKTOR PENYEMBUHAN
a. Pembentukan komunitas masyarakat yang hidup dalam lingkungan kasih sayang. Orang yang bersembahyang jiwanya akan merasa tentram dan aman sehingga timbul rasa saling mengkasihi sesama umatNya.
b. Pembentukan sikap lembut dan rendah hati kepada orang lain.Maksudnya adalah bahwa setiap orang yang shalat tidak ada perbedaan perasaan lebih tinggi dari pada seseorang yang lainnya, meskipun ia seorang pejabat sekalipun. Karena dihadapan Tuhan, semua makhluk tidak ada yang lebih besar atau kecil jabatannya dalam shalat.
c. Mengkikis habis faktor-faktor kedengkian tertahap orang lain. Pada intinya, seseorang yang paham dengan manfaat shalat ia akan senantiasa memiliki anti-dengki terhadap sesamanya, karena didalam shalat terkandung kelembutan yang bisa membuat hati pelaksananya tenang.
d. Pemupusan rasa asing yang banyak dikeluhkan para penderita penyakit jiwa. Dalam shalat, seseorang yang jiwanya sakit, akan melihat banyaknya harapan karena buah dari kesabarannya melaksanakan shalat.
e. Pendidikan jiwa sosial dalam bermasyarakat. Melihat orang bersembahyang di mushola atau di masjid tentu memberikan kesan sendiri untuk orang yang tadinya tidak terbiasa dengan masyarakat. Orang yang tadinya egois bahkan tertutup, jika ia rajin shalat dan terbiasa bertemu dengan orang lain akan mencair lah hatinya yang kaku akan bersosialisasi.
Dengan muatan faktor yang begitu hebat, maka shalat tidak diragukan lagi sebagai obat mujarab yang menyembuhkan Penyakit di dalam hati. Itulah alasan Allah menyuruh manusia untuk melakukan shalat yang tidak lain adalah untuk kebaikan manusia sendiri.
Ada satu hal ynag menarik perhatian bagi seorang dokter forensik (visum), dokter orthopedic (tulang) terkenal asal prancis, kala ia berlibur ke Mesir. Di sela2 kunjunagnnya di antara Masjid2 Mesir, ia menemukan praktik pengobatan baru untuk penyakit2 punggung. Terapi saki punggung ysng disjuksn adalah dengan cara melakukan gerakan shalat 5 kali sehari. Pasalanya, aktivitas sujud dan ruku’ adalah gerakan2 yang berfungsi untuk memperkuat tulang punggung, dan berguna untuk melemaskan tulang belakangnya (sumsum). Ketika itu juga, kala tur ke negeri asing ini, sambutan hangat dari masyarakatpun tampak. Dengan serta merta mereka berusaha keras menyaksikan praktik shalat, untuk mengetahui kiat2 menjaga tulang sumsung belakang agar tetap kuat.
Di samping itu, secara ilmiah telah ditetapkan, bahwa ruku’, berdiri (tegap) dan sujud ternyata mampu menguatkan otot2 punggung dan perut. Juga sekaligus bisa melenyapkan berbagai minyak dan lemak yang terkadang menempel di dinding2 perut.
Sedangkan sujud, berfungsi sebagai penguat otot2 paha dan lutut. Juga membantu lairan peredaran darah ke seluruh organ tubuh, menguatkan dinding2 perut dan menstabilkan pencernaan usus.
Gerakan sujud adalah aktivitas yang berguna untuk mengkonversi gejala2 penyakit pembengkakan pada lambung yang diakibatkan pengerutan otot2nya. Juga akibat dioperasikannya katup penghalang yang terletak antara perut dan dada.
Dari sini shalat dapat dipandang sebagai olah raga jasmani yang bermanfaat bagi tubuh. Karena ia mampu menggerakkan seluruh organ tubuh, baik otot2, persendian, maupun tulang.
Faedah dan keuntungan shalt bagi organ tubuh tidak hanya sebats itu saja. Pengobatan saat ini menetapkan terapi penurunan darah tinggi bisa ditempuh dengan melaksanakn shalat. Jika seseorang rajin melaksanakn shalat, sedangkan ia mengidap penyakit darah tinggi, maka lambat laun akan menemukan hasilnya. (Abdurrazak Naufal, Al- Islam wal ’Ilmul Hadist)
Para pakar Islam sepakat bahwa dengan melakukan shalat secara teratur sebelum makan, berarti sama halnya menjaga dan melindungi diri dari penyakit2 perut. Lebih2 penyakit akibat luka lambung. Karenanya orang yang mengidap penyakit maag, selalu dianjurkan untuk mengekang konsumsi makanan selama terjadi sensitivitas kepekaan urat2 syaraf yang berakibat sering cepat naik pitam. Jika dalam kondisi seperti ini, sangat dianjurkan untuk menenangkan lebih dahulu hingga mencapai suasana rileks, santai dan fresh. Setelah itu barulah mengkonsumsi makanan.
Penemuan ilmiah yang menunjukkan bahwa shalat mempunyai dampak langsung terhadap sistem kerja syaraf. Karena ia bisa menghilangkan ketegangan, menentramkan pergolakan jiwa dan sekaligus sebagai terapi kegoncangan2 (penyakitnya). Lebih dari itu, shalat juga menjadi obat penyembuh yang mujarab bagi orang yang sulit tidur akibat guncangnya sistem urat syaraf.
Salah seorang guru olah raga Mesir berpendapat bahwa gerakan2 yang lebih dikenal dengan istilah ”Gerakan Hitam” sebenarnya telah banyak mengadopsi konsep shalat yang didalamnya terdapat gerakan2 fisik. Dalam pelaksanaanya, haruslah dengan cermat dan teratur. Yakni, dimulai dengan sikap tegak, beralih ke sikap ruku’, dan diteruskan beberapa saat berdiri tegap. Kemudian barulah gerakan2 sujud. Dari gerakan sujud, dilanjutkan ke gerakan bangun, lalu untuk kali kedua kembali sujud, dan disempurnahkan dengan berdiri tegap. Hal ini dilakukan berulang2 dari rakaat pertama ke rakaat kedua dan barulah bertasyahud, begitulah dilakukan pengulangan gerakan untuk mencapai shalat yang sempurna.
Begitu pula dengan barisan makmum. Mereka berdiri pada garis sejajar, bersama2 menuju arah kiblat dan tegak berdiri dalam jarak satu jengkal antara kedua telapak kakinya. Sedangkan kakinya dalam posisi berimbang. Para pakar telah mengemukakan pendapatnya bahwa berdiri dengan meregangkan kedua telapak kaki dapat membantu menjaga keseimbangan kala turun untuk bersujud dan bangkit darinya. Juga bisa lebih menguatkan urat syaraf.



BAB III
KESIMPULAN
Dari keseluruhan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat seperti olah raga fisik yang dilakukan seseorang dengan ”variasi gerakan” yang mencakup keseluruhan organ tubuh. Tak salah lagi shalat dapat membangkitakan aktivitas dan kreativitas dan sekaligus mencegah kemalasan serta mampu menghilanhkan keletihan.
Lebih dari itu, shalat adalah ”olah raga spiritual” bertemunya ruh sang hamba dengan Sang Maha Pencipta yang menyimpan pesan pembaruan dan perelaan. Itulah hasil penemuan sains modern setelah rentang masa 14 abad lamanya.
Shalat bagai logam radium, yakni sebagai sumber penyinaran yang terus menerus menghasilkan aktivitas2 lain. Dampak posistif shalat juga terasa seperti yang kita rasakan bersama dalam persolan ”patologi”. Banyak kasus orang sakit yang terbebas dari berbagai macam penyakit seperti TBC, britonis, radang tulang, luka2 yang bernanah dan kanker.
Ada sejumlah pakar Islam yang belum megetahui banyak tentang poenggabungan pandangan2 agama dan syiar2nya. Dengan munculnya studi semacam ini, mungkinkah bagi seseorang untuk menyalahgunakan nilai2 shalat sebagai langkah preventif guna penyembuhan penyakit2.






DAFTAR PUSTAKA

1. http://mukjizatdiislam.blogspot.com/2008/05/allah-berfirman-sesungguhnya-shalat-itu.html.
2. http://www.refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=33.
3. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1979326-teknik-penyembuhan-mental-melalui-shalat/.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar