Kamis, 17 Juni 2010

KESEHATAN MENTAL II

KESEHATAN MENTAL II

1. MODEL-MODEL KONSELING

a. Psikoanalisis

Ada beberapa macam bentuk seseorang terkena atau terganggu jiwannya dalam psikoanalisis ini yaitu :
I. perkembangan seseorang di waktu masih kecil
II. berawal dari ancaman yang menyebabkan kecemasan dalam batinnya.
Ada 3 tekhnik dalam menyelesaikan masalah dalam Pikoanalisis ini yaitu :
1. asosiasi bebas
2. analisis mimpi
3. transparan
III. sosial model yang menyebabkan seseorang terkena jiwanya di sebabkan oleh, faktor sosial, lingkungan baik keluarga maupun masyarakat di sektar.
IV. Eksistensial adalah gangguan jiwa yang di sebabkan oleh tidak bisa menemui jati dirinya, tidak mempunyai tujuan hidup, dan benci terhadap dirinya sendiri.

2. DEVIASI
Deviasi adalah penyimpangan perilaku dari ciri-ciri masyarakat kebanyakan, dan diasi juga dapat di artikan sebagai perilaku kebanyakn orang, guannya adalah meliaht seseorang itu.
Maka Deviasi dan Deperensiasi adalah melihat cara dan bentuk seseorang atau melihat kesehatn jiwannya. Membedakan atau di marginalkan salah satu bentuk dari penyebab kesehatn mental orang bisa terganggu, kemungkinan-kemungkinan setelah di marginalkajn ini maka akan menimbulkan :
1. jahat
2. dan baik


macam-macam deviasi antara lain :
A. deviasi individual
B. deviasi situasional
C. deviasi konseptual

3. MENTAL DIS ODER
Mental disoder adalah gangguan, atau kelainan mental, atau kekalutan mental. Penyebabnya ada 3 bentuk antara lain adalah :
A. biologis
B. pemaksaan bathin secara salah
C. sosial culture

4. PSIKOSA FUNGSIONAL
Psikosa fungsional adalah gangguan jiwa pada fungsinya, fungsi di sini
adalah :
1. berfikir ( pikirannya )
2. moral ( perasaanya )
3. kelakuan ( tabiatnya )

penyebabnya dalah tekanan yang ada, ciri-cirinya antara lain :
1. sedih
2. merasa tidak mampu
3. senang berlebihan
4. authisme ( keterbelakangan mental )

psikosa fungsional intinya adalah tidak berjalannya fungsi-fungsi yang ada dalam diri manusia tersebut maka terjadilah mental disoder. Ciri-ciri psikosa fungsional lainnya adalah :
Waham : adalah sesuatu yang tidak nyata di katakan nyata
Nama-nama penakit psikosa fungsiaonal antara lain adalah :

1. skizoferenia yang artinya adalah pemikiran yang pecah. Skizofernia di sebabkan oleh di organisasi
2. paranoid : adalah orang yangberfikiran ekstrim yang akan menimbulkan delusa seakan-akan nyata dalam penyesuian dan ketakutan, paranoid banyak di derita oleh laki-laki.
3. halusinasi adalah : mencoba untuk mendengarkan otak, bebicara, antara otak yang jahat dan otak yang baik.

5. PENOMENA BUNUH DIRI
Artinya adalah terjadinya atau keluarnya dari arah sebelumnya dan lari dari kenyataan. Ada 2 cara yaitu :
1. dilakuan di tempat sunyi
2. dilkukan di tempat yang ramai
orang yang tertutup cenderung pada bunuh diri di tempat-tempat ramai, untuk di perhatikan, penyebabnya adalah kekecewaan.
Yang menyebabkan seseorang bunuh diri adalah kebuntuan untuk mencari jalan keluar, dan solusi menurut dia adalah mati, mengapa dikatakan fenomena karena ada style, atau gaya.

6. PSIKOPAT
Penyebab seseorang Psikopat adalah kelainan otak, faktor lingkungan, seperti seorang anak yang dendam sama orang tuannya, di karenakan orang tuannya selalu memukul di sewaktu dia masih kecil.
Orang Psikopat cenderung orang yang pintar seperti dokter, yang membedah manusia yang tidak punya rasa kasihan ( empati ), orang Psikopat juga terdapat pada kalangan politikus, dan penyakit ini tidsak bisa di sembuhkan, dan penyakit ini dapat dilihat ketika masih kecil ( sudah nampak ).

KONSELING II

Konseling II
1. TEKHNIK UMUM KONSELING
Pada dasrnya tekhnik umum konseling itu terbagi ke dalam 4 , antara lain adalah :
1. pemberian perilaku attending.
2. empati
3. refleksi
4. eksllorasi
Guna ke 4 tekhnik tersebut adalah membangun hubungan, menurut teori IVY :
1. Ateending
Attending adalah posisi di mana seorang konselor menerima kliennya dalam bentuk bahasa, tatapan mata, ataupun bahasa lisan. Dan gunannya bagi seseorang itu untuk membangun klien terhadap konselornya, dan meningkatkan kenyamanan seorang klien tersebut.
Yang tercakup ke dalam Attending ini adalah : pasing ( menyamakan ) dan lading ( memimpin ). Kalau tidak adsa pasing dan lading maka tidak akan menbangun sebuah hubungan tersebut.
2. Empati
Adalah kemampuan seorang konselor untuk dsapat merasakan apa yang di rasakan oleh klien nya tersebut, merasa dan berpikir sama dengan klien tapi bukan harus sama ( kelakuan klien tidak harus kita turuti ).
Empati tiu terbagi kedalam 2 bagian yaitu :
a. empati primer
b. empati tertinggi.
3. Repleksi
Adalah memantulkan kembali perasaan yang sedang di ceritakannya, repleksi ini terbagi ke dalam 3 bagian antara lain adalah :
I. perasaan
II. repleksi pikiran
III. pengalaman.


4. Eksplorasi
Adalah sebuah tekhnik bagai mana seorang konselor menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman-pengalaman seoramng klien.
2. KETERAMPILAN KONSELING ADALAH MENDENGARKAN
DENGAN AKTIF
Di dalam konseling pada intinya ada hubungan baik antara konselor dengan kliennya, dan hubungan itu biasannya di sebut dengan hubungan Interpersonal. Kemampuan interpersoanl tidak datang dengan mudah kalau tanpa belajar bagai mana menyesuaikan dengan diri kllien caranya adalah :
a. sering bergaul dengan klien tersebut
b. memahami bagaimana cara membuka diri klien tersebut
c. berbagi perasdaan, pikiran, dengan klien kita tersebut.
Mendenagrkan disini bukan hanya mendengar begitu saja, namun harus memahami apa yang di sampaikan oleh klien kita tersebut. Mendengarkan efektif itu ada 4. yaitu :
a. mengerti apa yang di katakan klien
b. ada kesan yang di dapat, seperti sedih, dan senang
c. menikmati pembicaraan
d. belajar dari pengalaman klien tesebut
e. barulah menberikan bantuan
akibat konselor rusak nama baikknya adalah :
1. membandingkan klien satu dengan yang lainnya
2. membaca pikiran seorang klien
3. mengualng kata atau pertanyaan
4. mengatakan klien kita itu bersalah atau mendakwahinnya
5. bertengkar denga klien
6. mebenarkan diri sendiri

3. DIAGNOSA
Dalam bahasa Diagnosa adalah membedakan, sedangkan dalam istilah adalah merupakan tahapanuntuk menetapkan masalah yang sedang di alami klient.
Diagnosa sifatnya lentur, kaitannya dengan pengalaman, dan diagnosa harus melihat latar belakan klin tersebut. Baik itu dilaihat dariu segi ekonomi maupun pisiknya.

4. LONG TERM CARE ( PENDAMPING YANG PANJANG )
Long Term Care ini biasa di gunakan oleh para pastor dan sesuai denagn penyakit dsalam tubuhnya yang berkemungkinan kecil untuk sembuh, gunannya untuk memberikan motivasi agar bisa berdiri kembali, dan memberikan emosi-emosi positif agar mengembalikan semangat klien tersebut.
Orang yang sedang terkena AIDS, dan kemungkianan untuk hidup sanagtlah tipis, dan hal-hal seperti inilah yang menjadi wilayah kajian Long Term Care. Setelah seseorang ini di ponis oleh seorang pastor, dan orang ini menyangkala, maka di sisnilah tugas seorang konselor berlaku bagaimana meberiakan motivasi agar dia bisa bangkit kembali.

5. KONSELING TRAUMA
Trauma adalah pengalam yang m,ebekas yang menyebabkan luka bathin atau jiwannya, otak manusia ada 3 macam bentuk yaitu :
a. jangak pendek
b. ingatan jangka panjang
c. masa lalu yang di panggil
Di sisni yang harus di hilangkan adalah kata menjenderkan ( menyamakan )., apabila berhasil menghilangkan kata-kata sama maka konseling itu efektif, dan cara yang paling efektif adalah memaafkan.

6. KOMPETENSI
Kompetensi dapay di bagi ke dalam 2 bagian yaitu :
1. proses akademiknya
a. harus memahami konseling
b. mengetahui karekteristik klien
c. menguasai landasan dan kerangaka teorimemandirikan klien
d. harus bisa mengembangkan pribadi klien
2. propesionalitas
a. konselor harus beriman
b. menunjukkan integritas, stabilitasanya sanagt kuat
c. memahami kode etik konseling
d. peka dan bersifat empati
e. harga yang di terapkanpunya budi pekerti yang baik
f. disiplin
7.COACING
Coacing artinya adalah kepemimpinan, agar klien tersebut mampu mengendalikan dirinya sendiri, sedangkan hubungannya dengan konseling adalah bagaimana konselor menjadikan kliennya ini menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Gunannya antara lain adalah :
1. memberikan pelatihan
2. menggerakkan
3. memonitor

Coacing tidak seperti guru yang memimpin muridnya, melainkan menyamakan guru dengan muridnya tersebut. Coacing harus melihat latar belakang kliennta terlebih dahulu baik itu dari segi ekonomi, fisik dll. Cara mendapatkan informasi tentang klien ini maka kita harus memerlukan orang ke 3 yaitu keluargannya.

8. CLIENT CENTERED
Pandangan Carl Roges manusia itu semuannya baik dan positif namun dikarenakan ia terkurung sehingga membuat ia terkena masalah, dan masalah hanya tertuju pada satu masalah saja ( terisolasi ).
Menurut Carl Rogers yang di sebut maslah itu adalah seseorang iru tidak bisa terbebas dari masalah yang sedang di hadapinya, dan cara penyembuhannya adalah dengan mengeluarkan semua ide-ide yang cemerlang.
Secara spesifil Clien Center ini tidak mempunya tekhnikmelainkan dengan cara berempati dan kemampuan seorang konselor.

Dan yang harus di lakukan adalah meminoring ( pengacaan ) dalam bahasa artinya memeta modekan, maksudnya adalah mengkotak-kotakkan apa-apa saja masalah klien tersebut.
Yang paling utama dalam Clien Center ini adalah memehami semua teori, dan teori itu adlaha :
a. pandangan tentang manusai
b. apa yang menyebabkan ia bermaslah
c. metode apa yang harus di laksanakan

9. POSPOSINDRUM
Posposindrum adalah situasi dimana seseorang takut akan kehilangan jabatan, pangkat, dan kedudukan. Orang yang mengalami penyakit ini akan membahayakan dirinya dan orang lain, karena penyakit ini tergolong penyakit yang agresif. Sedangkan cara penyembuhannya adalah meneriam semuannya dengan lapang dada dan memberiak penyadaran. Dan penyebabnya dalah ti9dak bisa menberima semua apa yang telah di alaminya.
Cara menentukan seseorang itu terkena posposindrum adalah dengan cara menilai kualitas mental dan imannya, apabila mental dan imannya kuat, maka ia akan berpikir yang p[ositif dan tidak akan terkena posposindrum, sebaliknya iman dan mentalnya lemah maka ia akan berpikir negatif dan sudah pasti terkena posposindrum.

10. PENDEKATAN KONSELING RASIONAL EMOTIF TERAPI
Pendekatan konseling rasional emotif terapi adalah bagai mana kita melihat dengan jelas dengan mata kepala kita ( Fakta ). Artinya merasasionalkan semua dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya, manusia dalam pandangan rasional emotif terapi itu ada 2 yaitu :
1. rasional
2. irasional
Rasinal emotif terapi yang benar adalah bagaimana cara seorang konselor menyamakan dengan kemampuan kliennya tersebut.

Bimbingan Konseling I

BAB II
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Pengertian bimbingan bila dilihat dalam bentuk akronim yaitu sebagai berikut:
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasehat
G = Gagasan
A = Asuhan
N = Norma
Dengan demikian, bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar mandiri, dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi, nasehat, gagasan, dalam suasana asuhan dan bedasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan menurut beberapa para ahli yaitu:
1. Menurut Chiskolm, dalam Mc Daniel 1959, bimbingan adalah membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
2. Menurut Tiedeman, dalam Bernard dan Fullmer 1969, bimbingan adalah membantu seseorang agar menjadi berguna, tidak sekadar mengikuti kegiatan yang berguna.
3. Menurut Montense & Schmuller1976, bimbingan adalah bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana setiap indipidu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.
4. Menurut Smith, dalam Mc Daniel, 1959, bimbingan adalah sebagai proses layanan yang di berikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampelan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interprestasi-interprstasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri dengan baik.
B. PENGERTIAN KONSELING
Pengertian konseling di jadikan akronim dengan arti:
K = Keseimbangan
O = Organisasi
N = Nurani/hati
S = Seseorang
E = Emosi
L = Labil/Stabil
I = Bagi Insani
N = Yang Memiliki
G = Agar Guldance

Pengertian koseling menurut para ahli
1. Menurut Smith dalam Shertzer dan Stone (1974) konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu koseli membuat interpretasi-interprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuian yang perlu di buat.
2. Menurut Mc Daniel (1956) Konseling adalah suatu pertemuan lansung dengan individu yang di tujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan diri nya sendiri dan lingkungan.
3. Menurut Berdnard & fulimer (1969) Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu yang bersangkutan untuk berprestasi ketiga hal tersebut.
4. Mennurut Burk danSteffle (1979) yang di kutip latif pun (2001) Konseling mengidenfikasikan hubngan professional antara konselor terlatih dengan klien, hubungan yang terbentuk biasanya bersifat individu ke individu, kadang juga melibatkan lebih dari satu orang suatu missal keluarga.
5. Menurut Division of Conseling Psychologi, Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan yang optimal yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setaiap waktu.
BAB III
FUNGSI, TUJUAN, DAN AZAS-AZAS DAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Fungsi-fungsi bimbingan dan konseling itu banyak, dan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1. Fungsi pemahaman Dalam fungsi pemahaman. Terdapat beberapa hal yang perlu kita pahami, yaitu:
a. Pemahaman tentang masalah klien. Dalam pengenalan, bukan saja hanya mengenal diri klien, melainkan lebih dari itu, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungan klien.
b. Pemahaman tentang masalah klien
c. Pemahanman tentang lingkungan yang ”Lebih Luas”. Lingkungan klien ada dua, ada sempit dan luas. Lingkungan sempit yaitu kondisi sekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individu, contohnya rumah tempat tinggal, kondisi sosio ekonomi dan sosio emosional keluatga, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan yang lebih luas adalah lingkungan yang memberikan informasi kepada individu, seperti informasi pendidikan dan jabatan bagi siswa, informasi promosi dan pendidikan tempat lanjut bagi para karyawan, dan lain-lain.
2. Fungsi pencegahan Fungsi pencegahan ini berfungsi agar klien tidak memasuki ketegangan ataupun gangguan tingkat lanjut dari hidupnya agar tidak memasuki hal-hal yang berbahaya tingkat lanjut, yang mana perlu pengobatan yang rumit pula.
3. Fungsi pengentasan Dalam bimbingan dan konseling, konselor bukan ditugaskan untuk mengental dengan menggunakan unsur-unsur fisik yang berada di luar diri klien, tapi konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di dalam diri klien sendiri.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala yang baik yang ada pada diri individu, baik hal yang merupakan pembawaan, maupun dari hasil penembangan yang telah dicapai selama ini. Dalam bimbingan dan konseling, funsi pemeliharaan dan pengembang dilaksanakan melalui berbagai peraturan,kegiatan dan program.

B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tujuan bimbingan dan konseling diantaranya adalah:
1. membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya dan tuntutan positif lingkungannya.
2. membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interprestasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilanyang tepat berkenaan dengan dirinya sendiri dsan lingkungannya.
3. memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berkenaan dengan bakat, kemampuan, minat, sikap, dan perasaannya.
4. memahami lingkungannya dengan baik, meliputi lingkungan pedidikan, pekerjaan, dan sosial masyarakat.
5. membuat pilihan dan keputusan bijaksana, yaitu tentang diri dan lingkungan.
6. mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sendiri.
7. memberi keterampilan, keterampilan dan pengetahuan dan jangkauan kepada berbagai sumber daya.
8. membantu klien menanggapi masalah-masalah dalam kehidupan klien.

C. AZAS-AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Azas-azas dalam bimbingan dan konseling yaitu:
1. Azas kerahasiaan Azas kerahasiaan ini merupakan azas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling sehingga segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, terlebih lagi tentang hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain.
2. Azas kesukarelaan Dalam proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak klien maupun konselor. Klien diharapkan secara suka rela tanpa ada keraguan ataupun merasa terpaksa, mengungkapkan segala fakta, data dan seluk beluk berkenaan dengan dengan masalahnya itu kepada konselor dan konselor memberikan bantuan dengan keikhlasan.
3. Azas keterbukaan Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan baik dari klien maupun konselor. Diharapkan masing-masing pihak dapat berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini penebahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien dapat dilaksanakan.
4. Azas kekinian Kita hidup didunia ini terdapat tiga ruang waktu, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa akan datang. Masa kini atau sekarang dipengaruhi oleh masa lalu, masa sekarang akan menentukan masa akan datang, jika sekarang baik maka masa akan datang akan baik pula, dan sebaliknya. Masalah yang diselesaikan oleh konselor terhadap klien bukan masa lalu, dan masa yang mungkin akan terjadi, jadi yang diselesaikan adalah masa sekarang. Konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan.
5. Azas kemandirian Azas kemandirian ini bertujuan agar klien bisa berdiri sendiri atau tidak tergantung pada orang lain, sehingga dapat: mengenal dirinya, lingkungannya, potensi, dan dapat mengambil keputusan.
6. Azas keahlian Dalam usaha bimbingan dan konseling, haruslah ditangani oleh seorang yang ahli atau profesional terhadap bimbingan dan konseling, sehingga proses konseling dapat terlaksana secara teratur, sistematik, sesuai dengan prosedur, mempunyai teknik dan alat yang memadai. Selain itu azas ini mengacu kepada klasifikasi, juga kepada teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadu.
7. Azas alih tangan Azas ini digunakan apabila seorang konselor tidak sanggup menanggapi masalah klien, sedangkan ia telah mengerahkan segala kemampuan untuk membantu klien namun masalah klien belum terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Maka dengan demikian konselor tadi perlu mengirimkan klein kepada tenaga yang lebih ahli lagi atau ke konselor yang tepat.
BAB IV
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. LANDASAN FILOSOFIS
Landasan adalah dasar, pondasi, awalan. Landasan perlu ada untuk manusia agar menusia berfikir mana baik dan mana yang buruk. Landasan filosofis membahaskan pada tiga hal, yaitu logis (ilmiah), etis (moral), dan estetis (ketuhanan, seni). Landasan filosofis mengungkapkan bahwa manusia itu hakiki (kebenaran) yang bersikap positif atau bebas sehingga ia dapat mengetahui jalan keluar dari setiap problem dalam hidupnya, yang mana hal itu dapat terjadi melalui proses belajar.
B. LANDASAN SOSIOLOGIS
Landasan sosialogis ini mencakup dua bidang, yaitu bidang sosial dan bidang budaya. Manusia hidup dalam lingkungan sosial yang berbudaya. Budaya akan membentuk bahasa yang khas bahasa suatu lingkungan, komunikasi verbal dan non verbal yang berbeda pula. Lingkungan akan membentuk prilaku individu. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, jadi jika ada masalah, lalu terasing dalam lingkungannya, maka akan timbul rasa kecemasan-kecemasan pada dirinya. Disinilah bimbingan dan konseling berperan akan kehidupan dalam lingkungannya dapat berjalan normal sebagaimana mestinya.
C. LANDASAN IPTEK
Ilmu adalah sesuatu yang dapat diuji dan ada objek, metode, sifatnya universal atau menyeluruh. Pengetahuan adalah sesuatu yang kita tahu lalu kita beri nama apa yang kita tahu itu. Teknologi terdiri dari dua kata pembentuk, yaitu sains dan perekayasaan, yang mana tujuannya untuk mempermudah membuat solusi lahir dari setiap peradaban. Konseling juga menggunakan iptek, kerjasama ini bertujuan untuk mempermudah peradaban dalam berkonsultasi.
Adapun alat yang bisa digunakan untuk membantu proses bimbingan dan konseling melalui alat media dan teknologi, yaitu:


1. Komputer Pesatnya perkembangan teknologi komputer ini memang sebagai jawaban untuk akses data atau informasi.
2. Audio Perkembangan peralatan audio saat ini jiga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peralatan audio yang dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling seperti tape rekorder, yang gunanya adalah untuk merekam sesi konseling.
3. Peralatan Visual Alat visual dapat bermacam-macam ragamnya seperti video player dan VCD/DVD Player.

BAB V
HELVING PROFESIONAL
Istilah konseling bermula pada 200 tahun yang lalu (dimulai dari tahun 1950) atau akhir abad 19 sekitar abad 20. Sebelumnya segala persoalan diselesaikan di gereja, jadi jika ada masalah-masalah maka akan diselesaikan oleh pendeta yang dilakukan melalui pengakuan dosa yang dilakukan didepan umum dan tidak boleh dirahasiakan. Masa ini mengatasi masalah dengan agama, dalam filsafat zaman ini disebut zaman kegelapan, karena segala keputusan ada pada agama.
Setelah revolusi industri, semua bentuk itu berubah dari sosialis ke materialis, yang mana kalau sosialis itu yang bekerja manusia, sedangkan materials yang bekerja mesin. Perubahan pemekerja dari manusia ke mesin ini mengakibatkan banyak manusia yang kehilangan pekerjaan sehingga banyak yang sakit mental menghadapi hal yang seperti ini.
Dengan timbulnya sakit jiwa itu maka timbullah ilmu kesehatan mental atau ilmu psikiatri yang menggunakan tenaga medis. Namun cara ini bukanlah solusi yang benar, maka timbullah ilmu psikoterapi oleh Sigmun Freud yang mempunyai sesi-sesi yang banyak dalam penyelesaian masalahnya. Mulanya Sigmun Freud menggunakan cara hipnotis atau hipnotisme, namun cara ini gagal. Kemudian ia mencoba teory psikonalisa, bahwa manusia itu bermasalah karena tidak sesuai dengan libidonya. Psikonalisa ini dilakukan melalui terapi dengan menggunakan teknik analisa mimpi, analisa bebas.
Kemudian ada seorang ahli yang bernama C. Rojes yang membawa teori klien center, disinilah konseling timbul. Dalam hal ini penyelesaian masalah dilakukan dengan menggunakan sesi-sesi yang sedikit, sehingga cepat dalam penanganan, karena masalah itu hanya bisa diselesaikan oleh klien (klien center).

BAB VI
PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling dalam praktek atau yang sering diterapkan adalah:
1. Membuka diri untuk semua orang
2. Menjadi pendengar yang baik
3. Bersama mencari atau memberi solusi, hal ini dilakukan jika klien benar-benar down
4. Kesediaan untuk berubah
Menurut teory yang ada, dalam buku Prayitno mengemukakan beberapa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, Jenis kelamin, suku, bangsa , agama, dan status ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling serurusan dengan sikap dan tinkah laku individu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
c. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiriperlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan dan permasalahannya.
d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung factor yang secara potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan mengembangkan penyesuaian individu terhadap segenap bidang pengalaman dan harus mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu.
e. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di lingkungan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental atau fisik individu.
b. Keadaan sosial, ekonomi, dan budaya merupakan faktor timbulnya masalah pada individu dan hal itu semua menuntut perhatian yang saksama dari konselor dalam mengatasi masalah klien.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi individu, masyarakat, dan lembaga.
c. Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan, misalnya dari anak-anak sampai dewasa, dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
d. Pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penialaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya.

4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan
a. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diuruhkan untuk mengembangkan klien agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan dan permasalahan yang dihadapi.
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaklah atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari konselor.
c. Permasalahan klien harus ditnagani oleh tenaga ahli atau konselor yang profesional dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Adanya kerjasama antara konselor, guru, orang tua sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
f. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan yang profesional, jadi harus dilaksanakan oleh tenaga ahli ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latiahan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.

BAB VII
KOMPONEN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
Komponen adalah bentuk atau bagian, jadi komponen dasar bimbingan dan konseling adalah apa saja yang menjadi bagian dasar dari bimbingan dan konseling itu sendiri, sehingga dalam prosesnya akan berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk komponen dasar konseling yaitu:
1. Konselor Konselor adalah orang yang ahli dibidang konseling, sehingga dapat memberikan pelayanan dan bantuan kepada klien. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang konselor, yaitu:

- mempunyai wawasan yang luas
- pribadi yang menarik
- harus memiliki sifat yang ramah, mengetahui dan memahami setiap apa yang dikatakan oleh klien atau data-data klien, apa yang dikatakan klien haruslah dipelihara atau dipegang karena dalam konseling itu terdapat azas kerahasiaan.
- Konselor harus bersifat sabar untuk mendengarkan agar dapat memahami dari apa yang diceritakan terhadap data-data yang harus dipelihara agar dapat memberi solusi.
- Konselor harus bersifat humoris agar proses pelayanan tidak kaku
2. Klien Klien adalah orang yang membutuhkan bantuan atau pelayanan dari seorang ahli guna mendapat jawaban atau solusi.
3. Ruangan Dalam proses pelayanan konseling harus mempunyai ruangan-ruangan tertentu agar terbentuk ruangan yang nyaman dan bagus untuk berkonsultasi dan jauh dari gangguan-gangguan yang bisa mengganggu proses konseling tersebut. Ruangan yang ideal adalah 8 X 8 meter Diantara ruangan yang harus dimiliki adalah:
- ruang data, yaitu ruangan berkenaan dengan administrasi
- ruang tamu, yaitu ruang tempat menunggu
- ruang bimbingan individual, yaitu ruang proses pelayanan yang mana konselor yang hanya melayani seorang klien
- ruang bimbingan kelompok, yaitu ruang proses pelayan yang mana konselor melayani orang banyak atau kelompok
- ruang relaksasi, yaitu ruangan yang penuh dengan kenyamanan
- ruang kerja, yaitu ruang khusus untuk konselor
4. Sesi Sesi adalah jumlah pertemuan dalam proses pelayana antara konselor dan klien. Biasanya sesi dilakukan lima sampai 10 sesi.
5. Teknik Teknik yang digunakan dalam pelayanan itu tergantung yang mana cocok terhadap klien. Teknik yang paling banyak dan paling sering digunakan adalah teknik klien center.
6. Kontrak kerjaKontrak kerja harus ada, bertujuan agar proses bisa lancar, ada kesepakatan dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Senin, 14 Juni 2010

Kesehatan Mental I

KESEHATAN MENTAL I
1. Pengertian
Heygine => mental => jiwa
Ilmu kesehatan mental itu adalah : ilmu yang mempelajari mengenai kesehatan mental jiwa manusia, agar manusia terbebas dari gangguan jiwa atau suasana hati. Pengertian mengenai kesehatan beragam ungkapnya. Berikut ini adalah beberapa pengertian tersebut:
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa
( neurose ).
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri
sendiri dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana dia hidup
dan berinteraksi.
3. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
4. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh
antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi
problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan
dan kemampuan diri.
Heygiea adalah dewi kesehatan yang berasal dari negeri yunani, hati dalam bahasa arab adalah Qolbu, yakni hati yang berbolak balik, sehingga menggangu suasana hati atau ketenangan hidup.
Pribadi yang tidak seimbang manyababkan penyakit mental atas penomena, ketakutan, irihati, Dll. Mental yang sehat dapat bertindak secara efesien, memiliki tujuan hidup, dan jasmani yang sehat, punya tenaga dan stamina. Mental yang tidak seimbang apabila diri dengan gangguan batin /hati / suasana hati yaitu: Tidak memiliki tujuan hidup, tidak dapat mencapai tujuan hidup, sehingga tercipta pribadi yang tidak harmonis.



Mental yang seimbang akan mengeluarkan aura diri tanpa ganguan batin atau hati maka akan menimbulkan :

1. memiliki tujuan hidup.
2. dapat mencapai tujuan itu
3. pribadi yang harmonis
Konsep awal ilmu kesehatan mental adalah : ilmu yang menyeimbangi jiwanya dan membebaskan manusia atau insan dari ganguan jiwa dan kesulitan hidup.
Tujuan kesehatan mental
Adapun tujuan dari ilmu kesehatan mental ini adalah :
a. menyehatkan jiwa.
b. Mencegah dari hal-hal yang menyebabkan gangguan jiwa
c. Penyembuhan
d. Membina jiwa.
Bentuk-bentuk Kesehatan Mental
1. Klasik => orientasi yang dapat di lihat oleh mata
2. penyesuian diri => mapu mengembangkan diri dengan lingkungan
Hygiea adalah dewi kesehatan yang bersal dari yunani dan heygiea berarti ilmu kesehatan, sedangkan mentalberasal dari kata latin mens, atau mentis, artinya jiwa, roh, sukma, semangat, mental heygie disebut pula dengan heygie psyche, artinya nafas, asas kehidupan, hidup, jiwa, roh, sukma, dan semgangat.

2. Fungsi dan Tujuan Mempalajari Kesehatan Mental
A. Fungsi mempelajari kesehatan mental adalah:
a) Pencegahan, Pencegahan akan ketidakpuasan atau tidak terpenuhi segala kebutuhan. Pencegahan dilakukan agar terpenuhinya rasa cinta atau rasa sayang yang menimbulkan jiwa seseorang aman.
b) Perbaikan, Kesehatan mental berfungsi agar individu dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, akhirnya ia dapat diterima oleh lingkungannya maka akan timbul rasa aman pada diri individu tersebut.
c) Pengembangan, Kesehatan mental berfungsi untuk mengembangkan individu agar terhindar dari kecemasan, yang mana apabila kecemasan yang berlebihan itu akan menyebabkan gangguan jiwa. Sehingga apabila individu itu terhindar dari kecemasan-kecemasan, maka akan menimbulkan rasa aman.
B. Tujuan Kesehatan Mental
Tujuan mempelajari kesehatan mental adalah :
1. Menyehatkan jiwa, Tujuan mempelajari kesehatan mental yaitu menyehatkan kesehatan jiwa karena kita tahu dengan apa yang menyebabkan ganguan jiwa sehingga tercipta mental yang normal.
2. Mencegah hal-hal yang menyebabkan gangguan jiwa
3. Membina jiwa agar tidak terkena gangguan mental / jiwa, sehingga tercipta rasa aman, diterima dalam lingkungannya, dan lain-lain.
3. Normal dan Abnormal
Normal adalah seimbang dan seimbang itu juga dapat di katakan serasi dan juga terpenuhi, apa yang di seimbangkan oleh normal, jasmani dan rohani, apa yang di serasikan oleh normal, lingkungan sosial dan budaya, apa yang terpenuhi oleh normal, adalah kebutuhan.
Apabila tidak menyeimbangi serasi, dan terpenuhimaka kan timbul abnormal, dan abnormal menimbulkan sikap yang jahat, dengki, hasut,
Normal dan Abnormal tidak bisa di artikan yang sesungguhnya belumdapat di ketahui sampai sekarang karna Normal dan Abnormal sama memaknai ukuran, seseorang di katakan Normal mapu beroreantasi dengan lingkungannya, dan sebaliknya apabiala seseorang itu tidak bisa beoreantasi dengan lingkungannya maka dapat di katakan sebgaia abnormal.
Normal dan Abnormal dalam kesehatan mental :
1. orang yang normal akan dapat mengahdapi realitas yang di hadapinya
2. orang yang Abnormal maka ia akan lari dari realita ini.

4. Konsepsi yang Salah Mengenai Hygiene Mental
Konsepsi adalah pandangan, data, hal-hal yang mengenai pendapat, bentuk. Diantara konsepsi yang salah mengenai hygiene mental adalah:
1. Penyakit mental adalah herediter, merupakan penyakit warisan atau keturunan
2. Penyakit mental tidak bisa disembuhkan
3. Penyakit mental timbul secara tiba-tiba
4. Penyakit mental adalah satu noda hitam
5. Penyakit mental adalah satu peristiwa tunggal. Penyakit mental bukan peristiwa yang tunggal, ia diakibatkan oleh: tekanan uktasi stress depresi gila atau psikopat.
6. Seks merupakan sebab dari timbulnya penyakit mental
Sebab-Sebab Konsepsi yang Salah Mengenai Hygiene Mental
Sebab-sebab kensepsi salah adalah: sejarahnya sejak zaman nenek moyang yang memeluk kepercayaan animisme (percaya pada roh-roh), mereka menganggap bahwa penyakit mental itu disebabkan oleh roh-roh jahat, jin, dan setan. Penyakit mental juga dikatakan sebagai noda hitam yaitu akibat dari dosa, karma, kesalahan-kesalahan, dan lain-lain. Lalu memasuki zaman naturalisme, zaman ini memperbaiki pendangan-pandangan yang salah tersebut.
5 . Sejarah gerakan Hygiene Mental.
Sejarah adalah masalalu atau juga di sebut dengan sebuah kronrlogis, sejarah ini penting, karena sejarah dapat di pelajari agar tidak terjerumus atau memperbaiki masa lalu dan mempunyai waktu ini juga merupakan asset sejrah agar menjadi bangsa yang besar, dan yang ada di dalam sejarah itu adalh zaman, gagasan, bangsa, dan para pejuang.

Awal sejarahnya hygiene Mental ini dalam bahasa kartini katono menyebutkan pada awalnya adalah animisme kepercayaan pada masa lalu yang cara pengobatannya dengan di bunuh.
Pada zaman naturalisme ini mematahkan pandangan di atas, zaman ini menyebukan bahwa alam lah penyebab Heygine Mental dan caranya di manusiawikan ( menjadikan manusia yang belum manusiawi ) sifat Hygiene Mental.
Pada zaman inilah bayak pendapat tentang Hygiene Mental, salah satunya adalah Rendix yang membawa selama 12 tahun mengadakan penyuuhan, seminar, agar merubah pandangan pada zaman-zaman yang di atas.
Clifort Withing Beers, sebetulnya sudah mengeluarkan pandangan-pandangan terhadap Hygiene Mental, hanya sebuah pandangan dan di simpulakn oleh seseorangyang bernama Aldof Mayer, dan dialah yang mencetuskan ilmu Hygiene Mental.
Di dalam sejrah yang terpenting adalah :
1. cara pengumpulan data
2. memberi sebuah nama
3. memanusiakan manusia
4. pendirian dari masa ke masa agar dapat di ukur
5. perkembangan mulai dari hipokratis
6. sejarah itu penting agar punya program awal
Ghazali mengeluarkan bahwa Hygiene Mental adalah kesehatan seseorang, tergantung akibat kesalahn terhadap tuhan.


6. Karektristik Mental yang Sehat
Karakteristik adalah ciri-ciri, bentuk, keadaan. Karakteristik ini berguna untuk memahami dan mengetahui bagaimana ciri dari mental yang sehat. Karakteristik mental yang sehat adalah:
1. Terhindar dari penyakit jiwa, hidup jauh dari alam bawah sadar.
2. Dapat menyesuaikan diri, mampu memenuhi kebutuhan.
3. Dapat memanfaatkan potensi
4. Dapat tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain.
Perbedaan Neurosa dan Psikosa.
Neurosa adalah ganguan jiwa, belum keluar dari dunianya, dan program diri masih ada. Contohnya: stres, depresi. Sedangkan psikosa adalah penyakit jiwa, yang mana ia sudah keluar dari dunianya atau mempunyai alam sendiri. Cara mengobati psikosa yaitu perlu di rawat, contohnya gila.
Didalam jiwa manusia terdapat alam sadar dan alam bawah sadar. Alam sadar adalah alam yang bersifat logika, ilmiah, analistis. Sedangkan alam bawah sadar adalah salam yang bersifat pengalaman, kekecewaan, moral, ketakutan, keyakinan. Apabila orang yang jauh dari alam sadar dan alam bawah sadar atau keluar dari alam tersebut maka akan mengakibatkan penyakit jiwa, seperti gila. Orang yang bermental sehat yaitu orang yang seimbang antara alam sadar dan alam bawah sadarnya, seperti jika ada perngalaman buruk maka akan dijadikan pelajaran, sedangkan orang yang mentalnya tidak sehat, maka pengalaman itu dijadikan sebagai balas dendam.




7. Penyesuain Diri
Kesehatan mental sebetulnya di liputi oleh 3 hal :
1. gejala masalah : neorosis, psikosis.
2. respon masalah : normal dan abnormal.
3. bentuk maslah : personal, sosial, keluarga dll. Dan inilah penyebab dalam kesehatan mental.
Pengertian penyesuian mental : adalah suatu respon dalam memenuhi kebutuhan untuk dapat mengatasi ketegangan, prustasi, secara sukses seehingga timbul ke harmonisan atau lingkunagn dan kalangan.
Penyesuaian ada 2 yaitu :
1. penyesuaian normal
2. peyesuain abnormal
Bentuk-Bentuk Penyesuain Diri
Penyesuaian normal adalah kemampuan penyesuaian diri secara sehat, yaitu kemampuan seseorang dalam merespon kebutuhan dan hakikat manusia. Bisa dikatakan penyesuaian normal apabila:
- Jika tidak ada konflik, tekanan, ketegangan
- Bisa merespon kebutuhan atau masalah secara positif dan baik
- Direspon dengan cara yang baik dan sehat
Penyesuian abnormal adalah kemampuan penesuan dirinya secara tidak sehat, sehingga tidak bisa merespon kebutuhan dan hakikat manusia. Hal ini disebabkan oleh:
- Mempunyai konflik, ketegangan, tekanan, ketegangan
- Tidak bisa merespon kebutuhan atau masalah secara positif dan baik
- Direspon dengan cara yang tidak baik dan tidak sehat.
Penyesuaian diri abnormal seperti:
1. Bertahan
- konpensasi, yaitu bentuk penyesuain dengan cara bertahan dan mengalihkan. Contohnya jika ada kekecewaan maka dialihkan pada bentuk lain.konpensasi ini ada yang baik dan ada yang tidak baik. Baik jika tidak menganggu dan menyinggung orang lain.
- Sublimasi yaitu mencari pendangan, yang mana apabila gagal dalam suatu hal, maka mengalihkan pada hal-hal yang lain, seperti menghalalkan segala cara.
- Proyeksi, yaitu apabila salah tapi tak mengakuinya, melainkan meleparkan atau mengarahkan pada orang lain.
2. Agresi, yaitu dengan cara menyerang, maksuknya apabila mempunyai masalah tetapi tidak bisa menyelesaikannya, maka akan dilampiaskan dengan marah pada orang lain.
3. Melarikan diri, maksud melarikan diri disini adalah lari dari kenyataan, tidak sanggup menghadapi dirinya sendiri, apabila ada masalah maka ia berfantasi, seperti tidur berlebihan.
Prinsip-Prinsip Hygiene mental
A. PENGERTIAN PRINSIP KESEHATAN MENTAL
Prinsip dalam kamus bahasa Indonesia berarti dasar, asas, (kebenaran yang menjadi dasar pokok berfikir, bertindak dan sebagainya). Prinsip hygiene mental adalah dasar-dasar yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan untuk mencegah timbulnya ganguan mental atau jiwa dan emosi agar terbentuk manusia yang memiliki mental yang sehat.
B. PRINSIP-PRINSIP KESEHATAN MENTAL
Prinsip-prinsip kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1. Terpenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok (inti)
Yaitu terpenuhi kebutuhan pokok, baik kebutuhan organis yaitu jasmani (makan, minum, dorongan seksual) dan rohani (kaasih sayang, ketuhanan, rasa aman), maupun kebutuhan sosial. Apabila kebutuhan ini tak terpenuhi maka akan mengakibatkan sakit mental. Ketegangan cenderung turun jika kebutuhan-kebutuhan terpenuhi, dan cenderung naik atau makin banyak jika kebutuhankebutuhan tak terpenuhi, seperti mengalami fruktasi atau hambatan-hambatan.
2. Kepuasan
Semua orang menginginkan kepuasan, baik bersifat jasmani maupun rohani. Manusia ingin puas dalam segala bidang, lalu timbul Sence of Importancy dan Sence of Mastery (kesadarannilai dirinya dan kesadaran penguasaannya) yang akan memberi rasa aman, senang, puas dan bahagia.
3. Posisi dan status sosial
Setiap individu selalu mencari posisi dan status sosial dalam lingkungannya. Apabila individu itu telah mendapatkan posisi dan status sosial dalam lingkungannya maka akan menimbulkan rasa simpati, aman, optimis, bergairah, menumbuhkan keberanian dan harapan untuk menghadapi masa yang akan datang.

Selasa, 01 Juni 2010

Terapi Realitas

Pengantar
Dewasa ini kita diperhadapkan dengan berbagai krisis kehidupan. Beban yang harus dipikul oleh sementara orang terasa begitu berat sebagai akibat dari persoalan yang datang silih berganti seakan-akan tiada akhirnya. Peristiwa-peristiwa seperti: bencana alam, krisis ekonomi berkepanjangan, ketiadaan lapangan pekerjaan, pemutusan hubungan kerja (PHK), persoalan rumah tangga serta seabrek persoalan kehidupan lainnya merupakan realitas yang tidak bisa disangkal. Situasi demikian diperburuk oleh melambungnya harga barang dan jasa, sementara rendahnya daya beli maupun merosotnya nilai mata uang kita semakin menambah berat beban hidup masyarakat kelas bawah. Belum lagi masalah pemukiman dan kebutuhan primer masyarakat miskin di kota-kota besar yang acapkali datang bersamaan. Bayangkan saja, jika sebuah keluarga miskin yang bermukim di kota besar suatu ketika harus menghadapi kenyataan masa kontrak rumahnya berakhir atau digusur; pada saat bersamaan ia sedang menganggur, anggota keluarganya ada yang sakit sedangkan kebutuhan makan-minum pun tidak ada lagi. Realitas kehidupan seperti ini menyebabkan banyak orang yang mengalaminya mengambil jalan pintas, menghalalkan segala cara, masa bodoh dan apatis, pesimis menghadapi hari esok. Bermacam-macam perilaku yang tidak bertanggungjawab disertai tindak kriminalitas merupakan hal yang mudah terjadi dalam masyarakat. Tak jarang pula ada yang harus mengalami gangguan emosional seperti, putus asa, stress. depresi, bunuh diri untuk mengakhiri kekalutan hidupnya.
Beberapa kasus dalam Perjanjian Lama menunjukkan bahwa ketidaksiapan menerima realitas menimbulkan persoalan spiritual dan psiko- emosional. Dua belas pengintai yang diutus Musa untuk mengamat-amati keadaan tanah Kanaan, menemukan realitas yang faktual mengenai penduduk negeri, kota-kotanya serta hasil buminya. Sepuluh orang pengintai itu, selain Kaleb dan Yosua, kemudian menimbulkan kepanikan dan ketakutan luar biasa di antara umat. Bangsa Israel kemudian bersungut-sungut melawan Musa dan Allah (Bil. 13-14:38). Realitas telah mempengaruhi perilaku mereka. Dengan begitu kecemasan, ketakutan, sungut-sungut dan pemberontakan lantas mewarnai keadaan umat Israel secara keseluruhan.
TERAPI REALITAS
A. Konsep Dasar
Terapi Realitas merupakan suatu bentuk hubungan pertolongan yang praktis, relatif sederhana dan bentuk bantuan langsung kepada konseli, yang dapat dilakukan oleh guru atau konselor di sekolah daam rangka mengembangkan dan membina kepribadian/kesehatan mental konseli secara sukses, dengan cara memberi tanggung jawab kepada konseli yang bersangkutan.
Terapi Realitas berprinsip seseorang dapat dengan penuh optimis menerima bantuan dari terapist untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan mampu menghadapi kenyataan tanpa merugikan siapapun.\
Terapi Realitas lebih menekankan masa kini, maka dalam memberikan bantuan tidak perlu melacak sejauh mungkin pada masa lalunya, sehingga yang paling dipentingkan adalah bagaimana konseli dapat memperoleh kesuksesan pada masa yang akan datang. Adalah William Glasser sebagai tokoh yang mengembangkan bentuk terapi ini. Menurutnya, bahwa tentang hakikat manusia adalah:
1.Bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang tunggal, yang hadir di seluruh kehidupannya, sehingga menyebabkan dia memiliki keunikan dalam kepribadiannnya.
2.Setiap orang memiliki kemampuan potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai pola-pola tertentu menjadi kemampuan aktual. Karennya dia dapat menjadi seorang individu yang sukses.
3.Setiap potensi harus diusahakan untuk berkembang dan terapi realitas berusaha membangun anggapan bahwa tiap orang akhirnya menentukan nasibnya sendiri
B. Ciri-Ciri Terapi Realitas
1.Menolak adanya konsep sakit mental pada setiap individu, tetapi yang ada adalah perilaku tidak bertanggungjawab tetapi masih dalam taraf mental yang sehat.
2.Berfokus pada perilaku nyata guna mencapai tujuan yang akan datang penuh optimisme.
3.Berorientasi pada keadaan yang akan datang dengan fokus pada perilaku yang sekarang yang mungkin diubah, diperbaiki, dianalisis dan ditafsirkan. Perilaku masa lampau tidak bisa diubah tetapi diterima apa adanya, sebagai pengalaman yang berharga.
4.Tidak menegaskan transfer dalam rangka usaha mencari kesuksesan. Konselor dalam memberikan pertolongan mencarikan alternatif-alternatif yang dapat diwujudkan dalam perilaku nyata dari berbagai problema yang dihadapi oleh konseli .
5.Menekankan aspek kesadaran dari konseli yang harus dinyatakan dalam perilaku tentang apa yang harus dikerjakan dan diinginkan oleh konseli . Tanggung jawab dan perilaku nyata yang harus diwujudkan konseli adalah sesuatu yang bernilai dan bermakna dan disadarinya.
6.Menghapuskan adanya hukuman yang diberikan kepada individu yang mengalami kegagalan., tetapi yang ada sebagai ganti hukuman adalah menanamkan disiplin yang disadari maknanya dan dapat diwujudkan dalam perilaku nyata.
7.Menekankan konsep tanggung jawab agar konseli dapat berguna bagi dirinya dan bagi orang lain melalui perwujudan perilaku nyata.

C. Tujuan Terapi
1.Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
2.Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
3.Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4.Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu untuk mengubahnya sendiri.
5.Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri.

D. Proses Konseling (Terapi)
Konselor berperan sebagai:
1.Motivator, yang mendorong konseli untuk:
(a) menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin dicapainya.
(b) merangsang klien untuk mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu dalam ketergantungan yang dapat menyulitkandirinya sendiri.

2.Penyalur tanggung jawab, sehingga:
(a) keputusan terakhir berada di tangan konseli.
(b) konseli sadar bertanggung jawab dan objektif serta realistik dalam menilai perilakunya sendiri.

3.Moralist; yang memegang peranan untuk menetukan kedudukan nilai dari tingkah laku yang dinyatakan kliennya. Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung jawab atas perilakunya, sebaliknya akan memberi celaan bila tidak dapat bertanggung jawab terhadap perilakunya.

4.Guru; yang berusaha mendidik konseli agar memperoleh berbagai pengalaman dalam mencapai harapannya.
5.Pengikat janji (contractor); artinya peranan konselor punya batas-batas kewenangan, baik berupa limit waktu, ruang lingkup kehidupan konseli yang dapat dijajagi maupun akibat yang ditimbulkannya.

Teknik-Teknik dalam Konseling

1.Menggunakan role playing dengan konseli
2.Menggunakan humor yang mendorong suasana yang segar dan relaks
3.Tidak menjanjikan kepada konseli maaf apapun, karena terlebih dahulu diadakan perjanjian untuk melakukan perilaku tertentu yang sesuai dengan keberadaan klien.
4.Menolong konseli untuk merumuskan perilaku tertentu yang akan dilakukannya.
5.Membuat model-model peranan terapis sebagai guru yang lebih bersifat mendidik.
6.Membuat batas-batas yang tegas dari struktur dan situasi terapinya
7.Menggunakan terapi kejutan verbal atau ejekan yang pantas untuk mengkonfrontasikan konseli dengan perilakunya yang tak pantas.
8.Ikut terlibat mencari hidup yang lebih efektif.