Senin, 26 April 2010

SELF CONCEPT & SELF CONTROL

SELF CONCEPT & CONTROL
PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat, ternyata melahirkan berbagai macam penyakit dan penderitaan. Namun pada saat itu, setiap orang mulai menyadari betapa pentingnya hidup sehat. Inilah yang mengilhami masyarakat dunia, baik individual maupun lembaga-lembaga internasional memasyarakatkan konsep health for all (sehat untuk semua) melalui motto back to nature (kembali ke alam).
Hidup sehat sepanjang hayat adalah dambaan setiap orang, namun di sisi lain setiap orang tidak bisa menghindari sakit. Sehat dan sakit adalah dua bagian kehidupan manusia yang saling bertentangan serta tidak bisa kita hindari, karena keduanya memang merupakan bagian dari sunnatullah yang menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Sebagaimana Allah menyatakan, "Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari kebesaran Allah (Alquran Surah Al-Dzariyat ayat 49).
PEMBAHASAN
A. SELF CONCEPT
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri juga di artikan sebagai kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan diri dan yang membedakan bukan dari diri.
Sehat (Arab" Al-shihah), dalam Islam bukan hanya merupakan sesuatu yang berhubungan dengan masalah phisik (jasmani), melainkan juga menyangkut masalah psikis (jiwa). Karena itulah mengapa Islam memperkenalkan konsepsi al-Shihhah wa al-afiyat (lazim diucapkan sehat wal'afiat). Maksud dari konsep itu yakni suatu kondisi sehat di mana seseorang mengalami kesehatan yang paripurna, jasmani, dan rohani atau fisik dan psikis. Jika makna sehat seluruhnya berhubungan dengan masalah fisik-ragawi, maka makna al-afiat ialah segala bentuk perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala macam tipu daya. Atau, me istilah Quraish Shihab (1996: 182) ialah berfungsi bagi seluruh anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan pencipta-Nya.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat itu di dalam kehidupan kita masing-masing, berikut ini dapat kita ikuti beberapa terapi yang diajarkan oleh Islam kepada umat manusia:
1. Pertama, senantiasa memelihara kebersihan dzahir dan bathin. Kebersihan adalah pangkal kesehatan, Nabi Muhammad saw. pernah bersabda: Al-nadhafatu min al-iman (kebersihan itu sebagian dari iman). Yang paling esensial dari kebersihan diri itu adalah kebersihan hati, jiwa (qalb), dan pikiran (aql). Dalam ber¬bagai kenyataan, kita sering menemukan ada saja di antara orang yang mudah berburuk sangka (su'udzan) atau suka curiga kepada orang lain. Bahkan ada yang sampai berburuk sangka kepada Allah, Na'udzu bi Allah min dzalik.
2. Ke-dua, hendaknya kita mencari nafkah yang halal dan thayyib, kemudian mengonsumsinya pula secara yang halal dan baik. Nafkah yang halal bukanlah sesuatu yang semata-mata berhubungan dengan hasil jerih payah pekerjaan seseorang, melainkan juga berhubungan dari mana sumber dan dari mana kita memperolehnya. Sebab dalam banyak kenyataan, seringkali ada di antara kita berpikir "yang penting uang” tidak terpikirkan bagaimana dan apa akibat spiritualnya pernyataan seperti itu.
Mengenai petunjuk kehalalan dan kebaikan sesuatu yang hendak kita konsumsi itu, antara lain Allah mengisyaratkan bahwa: Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan janganlah kita mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (Alquran surah Al-Baqarah ayat 68). Sebagai contoh, daging yang baik untuk dikonsumsi antara lain dilihat dan ditentukan pula dari bagaimana proses penyembelihannya, apakah sesuai dengan ajaran Allah atau tidak (Alquran Surah Al-Maidah ayat 5).
3. memohon perlindungan dan kesehatan kepada Allah atas apa yang kita konsumsi. Setiap kali memulai kegiatan makan atau minum secara proporsional "makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan", demikian peringatan dari Allah swt. Kemudian, dahuluilah dengan permohonan kepada Allah, semoga apa yang hendak kita konsumsi itu, dijauhkan dari berbagai macam penyakit melainkan sebaliknya akan mendatangkan kesegaran dan kebugaran tubuh. Sebab pada dasarnya makan serta minum itu, bertujuan untuk menyehatkan tubuh dan mengganti sel-sel yang diperlukan oleh setiap organ tubuh.
4. memelihara keteraturan hidup. Seringkali ada orang yang mudah terkena penyakit, karena penyebabnya ia tidak memiliki disiplin diri terhadap makan, tidur, istirahat, bekerja dan berolahraga. Umumnya masyarakat kita masih lebih mengutamakan tampilan lahiriah daripada pemenuhan gizi makanan dan kalau sudah sibuk bekerja sampai lupa jadwal makan. Akibatnya lambung dan usus terganggu, maag, kekurangan gizi, dan sebagainya. Nanti memeriksakan kesehatannya pada waktu sakit. Padahal Islam menerapkan suatu perinsip al-wiqayat khayr mi al-ilaj (pencegahan lebih baik dari mengobati).
5. perbanyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran yang segar, serta sering meminum madu. Buah-buahan sering diibaratkan Allah SWT dengan "makanan surga". Mengapa? Dalam ayat ditemukan misalnya Allah menyatakan, "Dan Kami jadikan kepadanya kebun-kebun kurma dan anggur dan pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur (Alquran Surah Yaasin ayat 1-3).
Bahkan di dalam Alquran surah Al-Duhhan/44:55, Allah ta'ala berfirman, "Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran)

Menurut Brian Tracy, self-concept memiliki tiga bagian utama yaitu
1. Self-Ideal (Diri Ideal).
2. Self-Image (Citra Diri), dan.
3. Self-Esteem (Jati Diri).

Ketiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk kepribadian Anda, menentukan apa yang biasa Anda pikir, rasakan, dan lakukan, serta akan menentukan segala sesuatu yang terjadi kepada diri Anda.
(Diri Ideal).
Diri Ideal adalah komponen pertama terdiri dari :
harapan, impian, visi, idaman.
Self-ideal terbentuk dari kebaikan, nilai-nilai, dan sifat-sifat yang paling Anda kagumi dari diri Anda maupun dari orang lain yang Anda hormati. Self-ideal adalah sosok seperti apa yang paling Anda inginkan untuk bisa menjadi diri Anda, di segala bidang kehidupan Anda. Bentuk ideal ini akan menuntun Anda dalam membentuk perilaku Anda.
(Citra Diri).
Bagian kedua self-concept Anda adalah self-image. Bagian ini menunjukkan bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri, dan menentukan bagaimana Anda akan bertingkah laku dalam satu situasi tertentu. Karena kekuatan citra diri
(Jati Diri).
jati diri adalah seberapa besar Anda menyukai diri Anda sendiri. Semakin Anda menyukai diri Anda, semakin baik Anda akan bertindak dalam bidang apa pun yang Anda tekuni. Dan, semakin baik performansi Anda, Anda akan semakin menyukai diri Anda. Bagian ini adalah komponen emosional dalam kepribadian Anda. Komponen-komponen pentingnya bagaimana Anda berpikir, bagaimana Anda merasa, bagaimana Anda bertingkah laku.
B Kontrol Diri ( SELF CONTROL )
1. Pengertian kontrol diri.
kontrol diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam satu perilaku dan keinginan, adalah kemampuan manajemen yang efisien untuk masa depan.. Dalam Psikologi kadang-kadang disebut self-regulasi, dan mengerahkan kontrol diri melalui fungsi eksekutif dalam pembuatan keputusan diperkirakan menghabiskan sumber daya dalam ego . Kontrol diri merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan
digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam
menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya. Para ahli
berpendapat bahwa selain dapat mereduksi efek-efek psikologis yang negatif dari
stressor-stessor lingkungan, kontrol diri juga dapat digunakan sebagai suatu
intervensi yang bersifat pencegahan (Gustinawati, 1990).
Pengontrolan diri
Pengontrolan diri dengan moral. Seperti : Tak membunuh makhluk hidup, Tak mencuri, Tak berzina, Tak menipu, Tak minum minuman keras.
2. Pengontrolan diri dengan perhatian.
3. Pengontrolan diri dengan pengetahuan langsung
merenungkan hakekat dari empat kebutuhan-kebutuhan hidup. (pakaian, makanan, tempat tinggal, obat-obatan) dan tujuan sesungguhnya dalam menggunakanya tidak terseret oleh keinginan serakah. Menggunakan atau menempatkan pandangan terang yang telah dicapai sewaktu berhubungan dengan orang-orang atau sewaktu menghadapi persoalan adalah arti dari bentuk pengendalian diri ini juga.

4. Pengontrolan diri dengan sabar
a. sabar fisik, Yang dimaksud sabar fisik adalah suatu sikap tenang dan wajar tidak mudah merengek-rengek atau berteriak-teriak dan marah-marah bila kita sedang lapar, haus, kepanasan, kedinginan dan kecapaian. b. sabar mental. Hal ini, merupakan tahapan yang lebih tinggi dari sabar fisik. Jika seseorang telah memiliki sabar mental, ia tidak akan mudah tergoyah dan akan selalu waspada bila ada fitnahan, caci maki dan hinaan, tidak akan mudah marah dan kesal karena perbedaan paham. Tidak akan mudah tersinggung dan mendendam bila ditunjukkan kesalahannya.
5. Pengontrolan diri dengan energy
a. Berusaha menghindari kejahatan.
b. Berusaha mengatasi kejahatan

2. Jenis dan aspek-aspek kontrol diri
terdapat 3 jenis kemampuan mengontrol
a. Behavioral control
Merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung
mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.
Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu
mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi
stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan mengatur pelaksanaan
merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan
situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu yang
kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan
menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan
menggunakan sumber eksternal. Kemampuan mengatur stimulus merupakan
kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak
dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah
atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian
stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya
berakhir, dan membatasi intensitasnya.
b. Cognitive control
Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak
diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan suatu
kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk
mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh
informasi dan melakukan penilaian .Dengan
informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan
berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai
dan dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan
segi-segi positif secara subjektif.
c. Decisional control
Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan
berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam
menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan,
kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai
kemungkinan tindakan.
Dari uraian dan penjelasan di atas, maka untuk mengukur kontrol diri
digunakan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Kemampuan mengontrol perilaku
b. Kemampuan mengontrol stimulus
c. Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian
d. Kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian
e. Kemampuan mengambil keputusan
Alasan penggunaan konsep dari Averill dalam mengukur tingkat kontrol diri
yang dimiliki oleh individu yaitu dapat diketahui mengenai jenis kontrol diri yang
digunakan oleh individu lebih jelas dan lebih rinci.Hal ini disebabkan pada konsep ini dapat diketahui mengenai aspek-aspek yang digunakan oleh individu dalam
melakukan proses pengontrolan diri.

1 komentar:

  1. ya ampun kak... besok kalo posting tulisan kayak gini di kasih Daftar Pustakanya donk... hiks. Nuwun. Gbu

    BalasHapus